Seorang guru sejarah sedang mengajar mengenai g30s pki di kelasnya. beliau mencoba untuk merancang pembelajaran dengan menayangkan sebuah film dokumenter yang diceritakan dari sisi para perwira militer. kemudian, beliau juga menampilkan sebuah video wawancara dari anak-anak yang orangtuanya dibunuh karena dianggap sebagai pendukung pki. berikutnya, guru tersebut pun membuka diskusi agar para peserta didik dapat membahas pengalaman-pengalaman berbeda dari kedua sisi terhadap sebuah peristiwa yang sama. disiplin berpikir kritis yang sedang ingin dilatih oleh guru tersebut di dalam kelasnya adalah …
Pertanyaan
Seorang guru sejarah sedang mengajar mengenai G30S PKI di kelasnya. Beliau mencoba untuk merancang pembelajaran dengan menayangkan sebuah film dokumenter yang diceritakan dari sisi para perwira militer. Kemudian, beliau juga menampilkan sebuah video wawancara dari anak-anak yang orangtuanya dibunuh karena dianggap sebagai pendukung PKI. Berikutnya, guru tersebut pun membuka diskusi agar para peserta didik dapat membahas pengalaman-pengalaman berbeda dari kedua sisi terhadap sebuah peristiwa yang sama.
Disiplin berpikir kritis yang sedang ingin dilatih oleh guru tersebut di dalam kelasnya adalah …
A. Pelan-pelan dan berefleksi
B. Terbuka terhadap sudut pandang lain
C. Antisipasi berbagai dampak
D. Bertanggungjawab terhadap berbagai keputusan
Jawab yang tepat adalah B. Terbuka terhadap sudut pandang lain
Dalam konteks pembelajaran mengenai G30S PKI, menayangkan film dokumenter dari sisi para perwira militer dan video wawancara dari anak-anak yang orangtuanya dibunuh karena dianggap sebagai pendukung PKI adalah cara untuk memperluas perspektif peserta didik dan mengajarkan mereka untuk terbuka terhadap sudut pandang yang berbeda. Ini akan membantu peserta didik memahami peristiwa tersebut dari berbagai sudut pandang, menghargai perbedaan pendapat, dan mempromosikan diskusi yang lebih mendalam dan kritis tentang peristiwa tersebut.
Berikut penjelasan lebih rinci mengapa disiplin berpikir kritis yang ingin dilatih oleh guru dalam kasus ini adalah "Terbuka terhadap sudut pandang lain" (pilihan B):
Mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam: Dengan menayangkan film dokumenter dari sisi para perwira militer dan video wawancara dari anak-anak yang orangtuanya dibunuh karena dianggap sebagai pendukung PKI, guru memberikan peserta didik peluang untuk memahami peristiwa tersebut dari dua sudut pandang yang berbeda. Hal ini membantu peserta didik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas peristiwa tersebut.
Mendorong penghargaan terhadap perbedaan pendapat: Pembelajaran yang melibatkan sudut pandang yang berbeda dapat membantu peserta didik untuk menghargai bahwa tidak semua orang memiliki pandangan yang sama tentang suatu peristiwa atau topik. Ini mempromosikan penghargaan terhadap perbedaan pendapat dan membuka pintu untuk diskusi yang lebih mendalam.
Mendorong berpikir kritis: Dengan menghadirkan sudut pandang yang berbeda, guru mendorong peserta didik untuk berpikir kritis tentang informasi yang mereka terima. Mereka diajak untuk mempertanyakan dan mengevaluasi bukti-bukti, argumen, dan perspektif yang disajikan dalam film dokumenter dan video wawancara. Hal ini membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang penting dalam menganalisis sejarah dan peristiwa kontroversial.
Mendorong diskusi yang lebih mendalam: Dengan mengundang peserta didik untuk berbicara dan berdiskusi tentang pengalaman dan sudut pandang yang berbeda, guru memfasilitasi diskusi yang lebih mendalam dan berfokus pada berbagai aspek peristiwa tersebut. Peserta didik diajak untuk berpikir kritis, membandingkan, dan mengevaluasi perspektif yang berbeda, yang dapat menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang peristiwa tersebut.
Oleh karena itu, pilihan B, yaitu "Terbuka terhadap sudut pandang lain," adalah disiplin berpikir kritis yang sedang dilatih oleh guru dalam konteks pembelajaran mengenai G30S PKI ini.
Melatih peserta didik untuk menjadi terbuka terhadap sudut pandang lain adalah keterampilan yang sangat penting dalam pendidikan sejarah dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Ini memiliki manfaat lebih dari sekadar memahami peristiwa sejarah tertentu, melainkan juga membantu peserta didik dalam banyak aspek kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa manfaat lebih lanjut dari keterampilan ini:
Pengembangan empati: Melihat peristiwa dari sudut pandang yang berbeda membantu peserta didik untuk mengembangkan empati terhadap orang-orang yang memiliki pengalaman dan pandangan yang berbeda. Ini adalah keterampilan sosial yang sangat berharga.
Kemampuan berkomunikasi yang lebih baik: Kemampuan untuk mendengarkan dan memahami sudut pandang orang lain membantu peserta didik menjadi komunikator yang lebih efektif. Mereka belajar untuk menghargai perbedaan pendapat dan berkomunikasi dengan lebih baik dalam situasi kehidupan sehari-hari.
Penguatan pemikiran kritis: Memeriksa berbagai perspektif memaksa peserta didik untuk berpikir lebih kritis tentang argumen yang mereka terima. Ini membantu mereka dalam mengidentifikasi bias, memeriksa bukti, dan membuat keputusan yang lebih informasional.
Pemecahan masalah yang lebih baik: Keterampilan berpikir kritis yang diperoleh melalui terbuka terhadap sudut pandang lain juga dapat diterapkan dalam pemecahan masalah sehari-hari. Peserta didik belajar untuk melihat berbagai sisi dari suatu masalah sebelum mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan yang lebih baik: Memahami sudut pandang yang berbeda membantu peserta didik dalam membuat keputusan yang lebih baik dan lebih berimbang. Mereka dapat mempertimbangkan berbagai faktor dan dampak sebelum membuat keputusan.
Dalam konteks pembelajaran sejarah, terbuka terhadap sudut pandang lain tidak hanya membantu peserta didik memahami sejarah dengan lebih baik, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang sangat berguna dalam berbagai aspek kehidupan. Ini adalah contoh bagaimana pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pengembangan keterampilan berpikir dan sosial yang lebih luas.
Posting Komentar untuk "Seorang guru sejarah sedang mengajar mengenai g30s pki di kelasnya. beliau mencoba untuk merancang pembelajaran dengan menayangkan sebuah film dokumenter yang diceritakan dari sisi para perwira militer. kemudian, beliau juga menampilkan sebuah video wawancara dari anak-anak yang orangtuanya dibunuh karena dianggap sebagai pendukung pki. berikutnya, guru tersebut pun membuka diskusi agar para peserta didik dapat membahas pengalaman-pengalaman berbeda dari kedua sisi terhadap sebuah peristiwa yang sama. disiplin berpikir kritis yang sedang ingin dilatih oleh guru tersebut di dalam kelasnya adalah …"