Kecap pananya
Bahasa Sunda memiliki ciri khasnya sendiri dalam penggunaan kata tanya, yang dikenal dengan sebutan "kecap pananya." Kecap pananya memiliki peran penting dalam berkomunikasi dalam bahasa Sunda karena digunakan untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui oleh penutur, serta untuk memastikan informasi yang sudah diketahui. Mari kita menjelajahi lebih dalam tentang fungsi dan contoh penggunaan kecap pananya dalam bahasa Sunda.
Fungsi Kecap Pananya
Menanyakan tentang Orang:
Saha (Siapa): Kecap pananya ini digunakan untuk menanyakan identitas seseorang.
Ku saha (Oleh siapa): Menanyakan siapa yang melakukan sesuatu.
Ti saha (Dari siapa): Digunakan untuk mengetahui asal-usul atau pemilik suatu hal.
Ka saha (Ke siapa/kepada siapa): Menanyakan penerima suatu tindakan atau benda.
Nu saha (Punya siapa): Untuk mengetahui kepemilikan sesuatu.
Jeung saha (Dengan siapa): Menanyakan dengan siapa seseorang berada atau beraktivitas.
Saha waé (Siapa saja): Untuk menanyakan siapa yang terlibat, tanpa batasan tertentu.
Aya saha (Ada siapa): Menanyakan tentang keberadaan seseorang.
Sahaeun (Giliran siapa): Digunakan untuk mengetahui giliran atau urutan seseorang dalam suatu aktivitas.
Menanyakan tentang Benda, Tumbuhan, dan Bintang:
Naon (Apa): Untuk menanyakan tentang jenis atau sifat suatu benda.
Tina naon (Dari apa): Digunakan untuk menanyakan bahan atau asal suatu objek.
Kana naon (Kepada apa/terhadap apa): Menanyakan tujuan atau arah sesuatu.
Nanaonan (Apa-apaan): Untuk pertanyaan umum tentang apa pun.
Naoneun (Apa yang belum/giliran apa): Digunakan untuk menanyakan hal yang belum jelas atau urutan.
Pilihan:
Mana (Mana): Digunakan untuk memilih di antara beberapa pilihan.
Nu mana; anu mana (Yang mana): Untuk menanyakan pilihan tertentu dari berbagai opsi.
Mana waé (Mana saja): Menanyakan tentang pilihan yang tidak terbatas.
Manaeun (Mana yang belum): Untuk menanyakan pilihan yang belum terjadi atau diketahui.
Menanyakan tentang Tempat:
Di mana (Di mana): Digunakan untuk menanyakan lokasi suatu hal.
Ti mana (Dari mana): Menanyakan asal usul lokasi.
Ka mana (Ke mana): Untuk menanyakan arah tujuan.
Di manaeun (Di mana yang belum): Digunakan untuk menanyakan lokasi yang belum jelas.
Ka manakeun (Ke manakan): Menanyakan arah tujuan yang spesifik.
Sebab atau Perbuatan:
Ku naon (Kenapa): Digunakan untuk menanyakan alasan atau penyebab suatu tindakan.
Naon sababna (Apa sebabnya): Menanyakan alasan atau justifikasi.
Naha (Mengapa): Sering digunakan sebagai sinonim untuk "Ku naon."
Menanyakan tentang Waktu:
Iraha (Kapan): Untuk menanyakan waktu suatu kejadian.
Ti iraha (Dari kapan/sejak kapan): Menanyakan waktu awal suatu peristiwa.
Nepi ka iraha (Sampai kapan): Menanyakan batas waktu.
Wayah kumaha (Waktu apa, perkiraan): Digunakan untuk memperkirakan waktu.
Wayah naon (Waktu apa, perkiraan): Sama dengan "Wayah kumaha."
Iraha deui (Kapan lagi): Menanyakan tentang waktu di masa depan.
Menanyakan tentang Cara atau Keadaan:
Kumaha (Bagaimana): Digunakan untuk menanyakan cara atau kondisi.
Menanyakan tentang Jumlah atau Bilangan:
Sabaraha (Berapa): Digunakan untuk menanyakan jumlah.
Sabarahaeun (Mau beli berapa): Menanyakan jumlah yang ingin dibeli.
Sakumaha (Seberapa; berapa banyak): Untuk menanyakan sejauh mana atau seberapa banyak.
Sanaon (Seapa): Menanyakan jumlah yang lebih dari satu.
Contoh Kalimat:
Saha nu rék milu ka Garut pageto? (Siapa yang akan ikut ke Garut lusa?)
Aya saha waé di kantor? (Ada siapa saja di kantor?)
Ari ieu sapatu nu saha nya? (Kalau ini sepatu siapa ya?)
Iraha balik ti Garut mang? (Kapan mau ke Garut om?)
Gunung Papandayan téh di mana kang? (Gunung Papandayan itu di mana bang?)
Rék ka mana geus gaya? (Mau ke mana sudah gaya?)
Kumaha cageur nyeri huntu téh? (Bagaimana sakit gigimu sudah sembuh?)
Gunung naon waé nu aya di Garut? (Gunung apa saja yang ada di Garut?)
Sabaraha ayeuna harga muncang? (Berapa sekarang harga kemiri?)
Naha teu dibeakeun dahar téh? (Kenapa tidak habiskan makannya?)
Naon: Naon judulna pilem teh? ( Apa judul film itu? )
Kumaha: Kumaha caritana eta pilem teh? ( Bagaimana cerita film itu? )
Mana: Mana buku nu karek dibeuli tea? ( Mana buku yang baru dibeli itu? )
Di mana: Di mana imah hidep, Jang? ( Di mana rumahmu, Nak? )
Iraha: Iraha atuh urang ulin ka lembur kuring? ( Kapan nih kita main ke kampung saya? )
Naha: Naha kitu geningan kalakuan teh? ( Kenapa seperti itu perbuatannya? )
Ku naon: Ku naon sababna yen jelema jaman kiwari loba nu gering? ( Kenapa sebabnya orang zaman sekarang banyak yaang sakit? )
Sabaraha: Sabaraha urang nu rek ngiluan mengbal teh?( Berapa orang yang mau ikut main bola? )
Ku saha: Ku saha dipareuman tipi teh? ( Televisi ini dimatikan oleh siapa? )
Saha: Saha cenah guru basa Sunda nu anyar teh? ( Siapa guru bahasa Sunda yang baru itu? )
Kecap pananya adalah bagian penting dari bahasa Sunda yang membantu dalam menggali informasi dan memahami konteks dalam berbagai situasi percakapan sehari-hari. Dengan memahami fungsi dan contoh penggunaannya, kita dapat lebih lancar berkomunikasi dalam bahasa Sunda.
Posting Komentar untuk "Kecap pananya"