jelaskan hubungan ki hajar dewantara dan konsep sosiologi dalam pendidikan nasional indonesia
jelaskan hubungan ki hajar dewantara dan konsep sosiologi dalam pendidikan nasional indonesia
jawaban
Hubungan ki hajar dewantara dan konsep sosiologi dalam pendidikan nasional indonesia yaitu memberikan sumbangan tentang beberapa konsep yang ada dalam ilmu sosiologi di Indonesia.
1. Ing Ngarsa Sung Tuladha
Ing Ngarsa Sung Tuladha memiliki arti di depan, maksudnya yaitu seorang pendidik harus dapat memberi teladan atau contoh. Teladan sendiri menjadi kunci keberhasilan dalam kegiatan belajar, di mana ketika seorang pendidik memiliki sikap yang baik maka siswa pun akan mengikuti sikap gurunya. Sehingga saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ,maka guru harus membimbing serta memberikan arahan kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat dipelajari siswa dengan baik.
2. Ing Madya Mangun Karsa
Ing Madya Mangun Karsa artinya di tengah-tengah atau di antara seseorang yang dapat menciptakan ide atau gagasan, maksudnya guru mempunyai peran penting untuk menciptakan ide dalam proses pembelajaran. Guru dapat memfasilitasi beragam metode serta strategi agar tujuan pembelajaran berhasil dicapai. Selain itu, kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang dengan baik.
3. Tut Wuri Handayani
Tut Wuri Handayani artinya di belakang, maksudnya yaitu seorang pendidik harus berada di belakang siswa untuk memberi dorongan atau arah. Dalam hal ini, seseorang memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya untuk mendorong orang lain dalam mencapai tujuan secara berkelanjutan.
6 Inspirasi Pembelajaran dari Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara
1. Menerapkan Teori TRIKON
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan sebagai usaha dalam memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Upaya pendidikan yang dapat dilakukan dengan sikap dikenal dengan teori trikon yaitu kontinu, konsentris dan konvergen.
2. Menumbuhkan Daya Cipta (Kognitif), Daya Rasa (Afektif) dan Daya Karsa (Psikomotor)
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan Harus bisa meningkatkan daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif) dan daya karsa (psikomotor). Ketiga daya tersebut harus tumbuh secara bersamaan tanpa ada yang dikesampingkan, karena menitikberatkan salah satu daya dapat menghambat perkembangan manusia.
3. Metode Sistem Among
Ki Hajar Dewantara, mengajarkan metode pendidikan sistem among, yaitu metode pengajaran sesuai dengan asih, asah dan asuh. hal ini sesuai dengan pendidikan yang dilaksanakan langsung dalam berbagai tempat yang diberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam Perguruan (Pendidikan Formal) dan Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Non Formal).
4. Membentuk Pribadi yang Mandiri
Inspirasi pembelajaran dari konsep Ki Hajar Dewantara selanjutnya yaitu pendidikan dapat membentuk pribadi yang mandiri dengan tiga indikator yaitu bisa berdiri sendiri, tidak bergantungan dengan orang lain, serta dapat mengatur dirinya sendiri. Dengan begitu, seseorang dapat mengatasi permasalahan hidupnya sendiri tanpa membawa orang lain masuk ke dalam permasalahan.
5. Pendidikan Harus Relevan dengan Kehidupan
Secara umum, konsep pendidikan harus relevan dengan garis hidup guna mencerdaskan rakyat serta mengangkat martabat bangsa. Seseorang yang berpendidikan harus bisa bekerjasama dengan baik untuk memajukan Indonesia di antara negara-negara di dunia. Setiap individu harus bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki. Kecanggihan teknologi dapat dijadikan sarana memperluas Network serta meningkatkan wawasan global.
6. Pengembangan Pendidikan Selaras dengan Nilai Budaya
Pengembangan pendidikan harus selaras dengan nilai budaya untuk memperkuat dinamika pendidikan sebagai penguat bangsa. Ki Hajar Dewantara memandang jika misi pendidikan nilai budaya masyarakat timur lebih cocok digunakan. Maka taman siswa dibuat dengan pendekatan Momong, Among dan Ngemong.
Hubungan Ki Hajar Dewantara dan Konsep Sosiologi dalam Pendidikan Nasional Indonesia
**Pendahuluan
Pendidikan merupakan pondasi penting dalam pembangunan suatu bangsa. Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia, memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengembangkan konsep pendidikan nasional. Artikel ini akan membahas hubungan antara Ki Hajar Dewantara dan konsep sosiologi dalam pendidikan nasional Indonesia.
**Ing Ngarsa Sung Tuladha: Teladan bagi Pendidik dan Siswa
Ing Ngarsa Sung Tuladha adalah prinsip yang mengajarkan pentingnya contoh dan teladan dalam pendidikan. Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidik harus memberikan contoh sikap yang baik kepada siswa. Sikap positif pendidik akan mempengaruhi perilaku siswa, menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif.
**Ing Madya Mangun Karsa: Menciptakan Ide dan Gagasan dalam Pembelajaran
Ing Madya Mangun Karsa mengajarkan peran guru dalam menciptakan ide dan gagasan dalam pembelajaran. Guru memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan metode dan strategi yang mendorong siswa berpikir kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran.
**Tut Wuri Handayani: Dukungan dan Bimbingan dari Belakang
Tut Wuri Handayani menggambarkan peran pendidik sebagai pendukung yang memberikan bimbingan dari belakang. Pendidik harus mendorong siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, memberikan arahan yang tepat agar siswa dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.
**Teori TRIKON: Pendekatan Penddidikan Berdasarkan Nilai Kemanusiaan
Ki Hajar Dewantara mengajukan teori TRIKON, yaitu kontinu, konsentris, dan konvergen. Pendekatan ini menekankan pada pembudayaan nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan, dengan mengutamakan aspek kontinuitas, keselarasan, dan konvergensi.
**Pentingnya Meningkatkan Daya Cipta, Daya Rasa, dan Daya Karsa
Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pengembangan daya cipta, daya rasa, dan daya karsa secara seimbang. Pembelajaran yang holistik harus mengakomodasi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
**Metode Sistem Among: Pendekatan Holistik dalam Pendidikan
Ki Hajar Dewantara mengajarkan metode pendidikan sistem among, yang mencakup aspek asih (memberi kasih sayang), asah (pengasahan intelektual), dan asuh (pemeliharaan dan bimbingan). Pendekatan ini mencerminkan pendidikan yang melibatkan lingkungan informal, formal, dan non-formal.
**Pembentukan Pribadi Mandiri melalui Pendidikan
Konsep Ki Hajar Dewantara mendorong pendidikan untuk membentuk pribadi yang mandiri. Siswa harus memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri, mengatur diri sendiri, dan mengatasi tantangan hidup tanpa ketergantungan berlebihan pada orang lain.
**Relevansi Pendidikan dengan Kehidupan dan Nilai Budaya
Pendidikan harus relevan dengan kehidupan dan nilai budaya masyarakat. Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan harus mencerdaskan rakyat, mengangkat martabat bangsa, serta memperkuat nilai-nilai budaya yang ada.
**Pengembangan Pendidikan dan Nilai Budaya Timur
Ki Hajar Dewantara menyatakan pentingnya pengembangan pendidikan yang selaras dengan nilai budaya timur. Pendekatan Momong (pengasuhan), Among (pengajaran), dan Ngemong (bimbingan) mencerminkan pendekatan yang lebih sesuai dengan budaya masyarakat timur.
**Kesimpulan
Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara memberikan panduan berharga dalam mengembangkan pendidikan nasional Indonesia. Melalui prinsip-prinsip seperti Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani, serta penerapan konsep TRIKON dan metode sistem among, pendidikan dapat menciptakan individu yang mandiri, cerdas, dan terhubung dengan nilai budaya.
Posting Komentar untuk "jelaskan hubungan ki hajar dewantara dan konsep sosiologi dalam pendidikan nasional indonesia"