Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

salah satu tujuan supervisi akademik adalah untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. untuk dapat melakukan itu, diperlukan paradigma berpikir bertumbuh dan keberpihakkan pada murid yang memberdayakan. coaching menjadi sebuah pendekatan yang memberdayakan, karena diawali dengan paradigma berpikir coaching. berikut ini yang bukan merupakan paradigma berpikir coaching adalah….

 salah satu tujuan supervisi akademik adalah untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. untuk dapat melakukan itu, diperlukan paradigma berpikir bertumbuh dan keberpihakkan pada murid yang memberdayakan. coaching menjadi sebuah pendekatan yang memberdayakan, karena diawali dengan paradigma berpikir coaching. berikut ini yang bukan merupakan paradigma berpikir coaching adalah….

Salah satu tujuan supervisi akademik adalah untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk dapat melakukan itu, diperlukan paradigma berpikir bertumbuh dan keberpihakkan pada murid yang memberdayakan. Coaching menjadi sebuah pendekatan yang memberdayakan, karena diawali dengan paradigma berpikir coaching. Berikut ini yang bukan merupakan paradigma berpikir coaching adalah….
a. Mampu melihat peluang baru dan masa depan
b. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan
c. Fokus pada coach yang mengembangkan coachee
d. Memiliki kesadaran diri yang kuat
e. Bersikap terbuka dan ingin tahu
Jawaban : C


Supervisi Akademik untuk Pengembangan Kompetensi Guru yang Berpihak pada Murid

Hello, Sobat motorcomcom! Selamat datang di artikel kami yang akan membahas salah satu tujuan supervisi akademik yang penting, yaitu untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, diperlukan paradigma berpikir bertumbuh dan keberpihakkan pada murid yang memberdayakan. Salah satu pendekatan yang memberdayakan dalam supervisi akademik adalah coaching, karena diawali dengan paradigma berpikir coaching.

Paradigma Berpikir Coaching

Coaching adalah suatu pendekatan dalam supervisi akademik yang fokus pada pengembangan potensi coachee (guru yang mendapatkan supervisi) dengan mengutamakan proses pembelajaran yang berpusat pada coachee. Paradigma berpikir coaching melibatkan proses refleksi diri, pemberdayaan, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, salah satunya bukan merupakan paradigma berpikir coaching:

c. Fokus pada coach yang mengembangkan coachee

Penting untuk memahami bahwa dalam coaching, fokus utama adalah pada coachee dan pengembangannya. Coach bertindak sebagai fasilitator dan pemandu, bukan sebagai pusat perhatian. Dengan demikian, poin (c) bukanlah bagian dari paradigma berpikir coaching. Semoga jawaban ini membantu kamu untuk lebih memahami pendekatan coaching dalam supervisi akademik.

Keberpihakan pada Murid dalam Pembelajaran

Penting bagi guru untuk menjalankan pembelajaran yang berpihak pada murid. Hal ini berarti guru memahami keunikan dan keberagaman setiap murid di dalam kelasnya. Dengan memahami perbedaan ini, guru dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan memberdayakan bagi setiap murid. Keberpihakan pada murid juga berarti memberikan perhatian khusus pada kemajuan, kebutuhan, dan minat individual murid, sehingga setiap murid dapat berkembang secara optimal.

Coaching dapat menjadi alat yang efektif dalam mewujudkan tujuan keberpihakan pada murid. Dalam sesi coaching, guru dapat belajar untuk lebih peka terhadap kebutuhan dan harapan murid-muridnya. Coach akan membantu guru untuk mengidentifikasi potensi unik yang dimiliki setiap murid dan bagaimana memanfaatkannya dalam pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dan berarti bagi murid-muridnya.

Pemberdayaan Melalui Coaching

Salah satu aspek penting dalam coaching adalah pemberdayaan. Melalui pendekatan coaching, guru didorong untuk mengambil peran aktif dalam mengidentifikasi dan mengatasi tantangan pembelajaran. Coach akan membantu guru untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang spesifik dan mengembangkan strategi untuk mencapainya.

Pemberdayaan dalam coaching juga mencakup pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif bagi guru. Dengan mengembangkan keterampilan ini, guru akan lebih mampu menghadapi situasi yang kompleks dan menemukan solusi inovatif dalam proses pembelajaran.

Paradigma Berpikir Bertumbuh dalam Supervisi Akademik

Supervisi akademik dengan paradigma berpikir bertumbuh menekankan pentingnya pertumbuhan dan perkembangan terus-menerus bagi guru. Paradigma ini mengakui bahwa setiap guru memiliki potensi untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas pembelajarannya.

Dalam paradigma berpikir bertumbuh, supervisi akademik bukan hanya tentang evaluasi kinerja, tetapi juga tentang mendukung guru dalam mencapai kemajuan dan meningkatkan kompetensinya. Dalam sesi supervisi, guru diajak untuk merenung, merencanakan, dan melaksanakan tindakan perbaikan secara bersama-sama dengan supervisor.

Pentingnya Keberanian dalam Coaching

Salah satu aspek kunci dalam coaching adalah keberanian. Coach dan coachee harus berani untuk menghadapi kenyataan dan mengakui tantangan yang dihadapi. Keberanian ini diperlukan agar proses coaching dapat berjalan secara efektif dan memberikan hasil yang signifikan.

Keberanian juga berarti mengambil risiko untuk mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran. Guru dapat mengimplementasikan metode dan strategi pembelajaran yang mungkin belum pernah dicoba sebelumnya, tetapi berpotensi memberikan manfaat besar bagi murid-muridnya.

Implementasi Coaching dalam Praktik Supervisi Akademik

Implementasi coaching dalam praktik supervisi akademik membutuhkan kerjasama yang baik antara coach dan coachee. Pertemuan coaching harus berlangsung dalam suasana yang saling percaya dan terbuka, sehingga guru merasa nyaman untuk berbagi pengalaman, ide, dan pemikirannya.

Coach harus mendengarkan dengan empati dan mempraktikkan keterampilan komunikasi yang efektif. Dengan mendengarkan secara aktif, coach dapat lebih memahami kebutuhan dan aspirasi coachee, serta memberikan dukungan yang tepat.

Pentingnya Penilaian Diri dalam Coaching

Penilaian diri (self-assessment) merupakan komponen kunci dalam coaching. Guru perlu memiliki kesadaran yang jujur mengenai kekuatan dan kelemahan dalam praktik pembelajarannya. Tanpa penilaian diri yang obyektif, proses coaching tidak akan memberikan manfaat maksimal.

Dalam sesi coaching, guru diajak untuk merefleksikan praktik pembelajarannya dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Coach akan membantu guru untuk merumuskan rencana aksi dan memberikan umpan balik konstruktif untuk mendorong perkembangan yang positif.

Komunikasi yang Efektif dalam Coaching

Komunikasi yang efektif menjadi pondasi utama dalam proses coaching. Coach harus mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan lugas, sehingga coachee dapat memahami dengan baik apa yang perlu diperbaiki atau dikembangkan.

Sebaliknya, coachee juga perlu berkomunikasi secara terbuka dengan coach mengenai perasaan, pandangan, dan tantangan yang dihadapi. Komunikasi yang saling menghargai dan mendukung akan memperkuat ikatan antara coach dan coachee, sehingga proses coaching dapat berjalan dengan lancar.

Penerapan Tindakan Perbaikan

Hasil dari proses coaching harus diimplementasikan dalam bentuk tindakan perbaikan. Guru perlu melakukan perubahan dan mengambil langkah konkret untuk meningkatkan pembelajaran di kelasnya.

Tindakan perbaikan haruslah dapat diukur dan dijadikan sebagai dasar untuk evaluasi kemajuan. Coach akan terus memberikan dukungan dan umpan balik dalam proses penerapan tindakan perbaikan ini.

Menghadapi Tantangan dalam Coaching

Selama proses coaching, guru mungkin akan menghadapi beberapa tantangan. Tantangan ini dapat berasal dari diri sendiri, seperti rasa tidak percaya diri atau keraguan akan kemampuannya, atau dari lingkungan sekolah yang kompleks.

Hal ini wajar terjadi, dan coach akan membantu guru untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Dengan membangun rasa percaya diri dan memberikan dukungan yang kontinu, coach akan membantu guru untuk tetap berkomitmen dalam proses pengembangan diri.

Kesimpulan

Dalam supervisi akademik, tujuan utama adalah mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Paradigma berpikir coaching menjadi pendekatan yang memberdayakan dalam mencapai tujuan tersebut. Coaching membawa pendekatan yang fokus pada coachee, mendorong pemberdayaan, dan pengembangan diri yang berkelanjutan.

Coaching juga berperan penting dalam mewujudkan keberpihakan pada murid dalam pembelajaran. Dengan memberdayakan guru dan menghadirkan paradigma berpikir bertumbuh, supervisi akademik dapat menciptakan guru-guru yang lebih berkompeten, inovatif, dan berpihak pada keberhasilan setiap murid.

Sampai Jumpa Kembali di Artikel Menarik Lainnya!

Posting Komentar untuk "salah satu tujuan supervisi akademik adalah untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. untuk dapat melakukan itu, diperlukan paradigma berpikir bertumbuh dan keberpihakkan pada murid yang memberdayakan. coaching menjadi sebuah pendekatan yang memberdayakan, karena diawali dengan paradigma berpikir coaching. berikut ini yang bukan merupakan paradigma berpikir coaching adalah…."