Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gayung sumur aja aja mundur

Gayung sumur aja aja mundur

Pertanyaan

Gayung sumur, aja … aja mundur.

A.kadingaren

B.judheg

C.cengklungen

D.kemba


Jawaban yang benar adalah  D.kemba

Gayung sumur, aja kemba aja mundur. (gayung sumur = timba)


Wangsalan merupakan sebuah permainan bahasa yang menarik dan unik, di mana ungkapan atau tuturan yang digunakan memiliki kesamaan dengan teka-teki atau cangkriman. Namun, perbedaannya terletak pada jawaban dari teka-teki atau cangkriman tersebut, yang sudah disajikan dalam larik jawaban secara tersamar. Dengan cara ini, wangsalan menantang para pendengar atau pembaca untuk mengartikan makna yang sebenarnya dari tuturan yang diberikan.


Wangsalan sering kali dijumpai dalam berbagai tradisi sastra lisan dan budaya, khususnya dalam cerita rakyat, pantun, dan lagu daerah. Di Indonesia, wangsalan juga populer dalam berbagai jenis kesenian tradisional seperti wayang, ludruk, dan pentas seni lainnya. Para dalang, penyanyi, atau pencerita cerita rakyat sering menggunakan wangsalan untuk menarik perhatian pendengar atau penonton dan meningkatkan daya tarik kesenian yang mereka tampilkan.


Contoh sederhana dari wangsalan adalah sebagai berikut:


Tuturan: "Gelang-gelang kaki kukingkat, ke sana sini bermain terhuyung-huyung."

Jawaban: "Kupu-kupu terbang mencari madu di antara bunga."


Dalam contoh di atas, tuturan menggambarkan gerakan gelang-gelang kaki yang terangkat dan bermain ke sana-sini, namun makna yang sebenarnya adalah tentang kupu-kupu yang sedang terbang mencari makanan di antara bunga-bunga.


Wangsalan merupakan bentuk permainan bahasa yang mengasah daya nalar dan kreativitas para pendengar atau pembaca. Ketika mendengar atau membaca tuturan wangsalan, orang ditantang untuk mencari makna yang tersembunyi dan menemukan jawaban yang tepat dengan memahami kalimat secara mendalam.


Selain sebagai bentuk hiburan, wangsalan juga memiliki peran dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Dalam proses pembelajaran, penggunaan wangsalan dapat membantu siswa untuk lebih memahami arti kata-kata dan menjelajahi berbagai kemungkinan makna dari sebuah tuturan. Ini juga meningkatkan keterampilan pemahaman dan interpretasi mereka terhadap bahasa yang digunakan dalam berbagai konteks sastra.


Secara keseluruhan, wangsalan adalah permainan bahasa yang menarik dan menyenangkan, di mana jawaban tersembunyi di balik tuturan yang digunakan. Ia mengajak kita untuk melihat jauh ke dalam arti kata-kata dan makna tersirat di balik kalimat yang digunakan. Wangsalan bukan hanya sebuah permainan, tapi juga sebuah tantangan dan peluang untuk mengasah daya pikir, kreativitas, dan apresiasi terhadap bahasa dan sastra.


Dalam berbagai budaya dan tradisi, wangsalan sering digunakan sebagai bentuk hiburan dan cerita rakyat. Di Indonesia, wangsalan sering muncul dalam berbagai cerita legenda dan mitos, terutama dalam pertunjukan wayang. Para dalang menggunakan wangsalan untuk menghidupkan karakter-karakter dalam cerita wayang dan menambah daya tarik pementasan.


Selain itu, wangsalan juga memiliki peran penting dalam melestarikan bahasa dan budaya lokal. Dalam upaya mempertahankan tradisi lisan, orang tua dan sesepuh sering mengajarkan wangsalan kepada generasi muda sebagai bagian dari warisan budaya yang tak ternilai harganya. Dengan cara ini, nilai-nilai budaya dan bahasa lokal terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.


Salah satu bentuk wangsalan yang terkenal di Indonesia adalah "Garis Nasib" atau "Garis Putus-Putus". Dalam wangsalan ini, kalimat awal dan akhir terdengar identik, tetapi terdapat dua arti yang berbeda di antara kedua kalimat tersebut. Contohnya seperti:


Tuturan: "Di gunung gading tinggal di atas, di tengah-tengah gunung, tinggal di bawah."

Jawaban: "Gading hewan gajah tinggal di atas, gading berhias tinggal di tengah, gading hewan kuda tinggal di bawah."


Dalam contoh tersebut, terlihat bahwa tuturan awal dan akhir memiliki kata-kata yang sama, tetapi memiliki dua makna yang berbeda. Hal ini menunjukkan betapa kaya dan fleksibelnya bahasa dalam menciptakan tuturan wangsalan yang menantang dan menghibur.


Namun, seiring dengan perkembangan zaman, wangsalan cenderung mulai terlupakan atau jarang digunakan. Pengaruh globalisasi dan teknologi membuat banyak orang lebih tertarik pada hiburan modern dan gaya hidup yang cepat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap menjaga dan menghargai warisan budaya ini agar tetap hidup dan melestarikan keunikan dan kekayaan bahasa serta tradisi lokal.


Dalam kesimpulannya, wangsalan adalah permainan bahasa yang unik dan menarik, yang menggabungkan unsur teka-teki dengan jawaban tersirat dalam tuturan. Ia memainkan peran penting dalam melestarikan budaya dan bahasa lokal, serta membawa hiburan dan kesenangan bagi masyarakat. Mari kita terus mengapresiasi dan memperkaya warisan budaya ini sehingga dapat tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Demikian artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.

Posting Komentar untuk "Gayung sumur aja aja mundur"